Verifikasi Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Timur

Berdasarkan lembar fakta WASH POST-2015 ditargetkan bahwa pada tahun 2030 tidak ada lagi penduduk dunia yang melakukan praktek BABS. Hal ini dipicu karena buruknya sanitasi telah terbukti dapat menyebabkan kerugian yang tidak sedikit, baik dalam bidang ekonomi, waktu, pariwisata, maupun kesehatan. Seperti disampaikan pada survey ESI WSP-World Bank 2013 bahwa kondisi sanitasi tidak layak dapat menyebabkan kerugian ekonomi setidaknya 3% dari PDB. Kondisi tersebut juga berdampak pada menurunnya kesehatan yang membawa kerugian hingga sebesar Rp 29,1 Triliun.
Lebih lanjut survey ESI juga menujukkan bahwa penyakit diare yang disebabkan karena kondisi air minum dan sanitasi buruk dapat menyebabkan kematian anak sebanyak 1,4 juta jiwa per tahun. Bukan hanya menyatakan bahwa pembangunan air, sanitasi, dan kebersihan akan menjadi prioritas pasca MDGs, lembar fakta itu juga menunjukkan ada 4 target yang diusulkan pada 2030 mendatang yaitu, pertama menghilangkan praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS), kedua mencapai akses universal untuk air minum, sanitasi, dan kebersihan di lingkungan rumah tangga, sekolah, dan fasilitas kesehatan.
Ketiga mengurangi separuh proporsi penduduk tanpa akses pelayanan air minum dan sanitasi, dan yang terakhir adalah menghilangkan kesenjangan akses terkait air minum dan sanitasi.
Verifikasi Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) bersama lintas sektor Kecamatan Kota Timur & Dinas Kesehatan Kota Gorontalo
Berita Terkait


